Selasa, 25 Agustus 2009

Demokrasi Indonesia Berlandaskan Anarki

Pintu gerbang Informasi mulai terbuka secara lebar bagi bangsa Indonesia. Berbagai macam pemikiran, paham, paradigma membanjiri ranah intelektualitas nusantara. Sebagian besar bilamana tidak semuanya berasal dari luar negeri sehingga turut membawa latar belakang historis dan sosial yang belum tentu sesuai dengan bangsa. Berbagai peraturan perundang-undangan lahir dari penjiplakan langsung (pengesahan) konvensi-konvensi Internasional yang tak lain merupakan pemaksaan asing terhadap kebijakan sosio-eko-pol Indonesia.
Sekilas terlihat adanya landasan hukum dalam berdemokrasi di Indonesia namun pada kenyataanya, semuanya mengikuti mekanisme pasar politik yang pada asasnya "chaotique". Jabatan ditentukan berdasarkan "lobby" semata tanpa melihat kemampuan. Bahkan bidang pendidikan mulai diracuni oleh paham pasar. Rakyat dibiarkan bodoh dan sengsara ditengah derasnya arus pemikiran-pemikiran yang sebagian besar bertentangan dengan dasar negara dan budaya bangsa.

Hanya saja, bangsa Indonesia memiliki ideologi laten yakni anarki Indonesia. Penerapannya telah dijiwai oleh seluruh anak bangsa. Demokrasi di Indonesia kini berlandaskan pemikiran anarkI Indonesia walau dihiasi oleh rumusan hukum yang semu.

Singkat kata, sudah tidak dapat dinegasikan kembali bahwa berbagai paham dan pemikiran asing yang mennegelamkan nusantara akan membawa bangsa Indonesia kepada hakikatnya yakni anarki nusantara , paham liberatarian , religio-mistik dan anti-legal yang hidup secara alami dalam benak semua bangsa. Demokrasi membawa Indonesia kepada ranah konkretisasi ANARKINDO !!!!

Senin, 24 Agustus 2009

Kekuasaan dibalik Idealisme


Setelah membaca dan menyelami berbagai macam pemikiran dan "isme-isme" kontemporan dan klasik dalam bidang Ekonomi politi, legal-politik maupun sosial politik, penulis mencapai sebuah observasi. Dalam setiap masyarakat ( societe ), manusia senantiasa mengorganisasi kekuasaan dan menempatkan sebuah pembenaran terhadap langkah upaya menggapai puncak struktural di tengah manusia lainnya. Dahulu kala digunakkan kekuatan kebodohan yakni tradisionalisme mistik dan kharisma yang berkembang dan bergeser menjadi kekuatan religi (lihat kekuasaan gereja di eropa barat) dan kemudian kekayaan (wealth) pada era kapitalistis klasik.
Kini manusia dunia pada umumnya sudah memeluk pembenaran sekuler-intelektual yang mengutamakan kemampuan dalam kepemimpinan. Hanya saja, dinamika dunia membawa manusia dunia terutama pada dunia ketiga seperti Indonesia kepada kekuatan religi layaknya gerakan tarbiyah dan solusi kepemimpinan islam. Sifat supra-empiris / transendental dari pembenaran religi atas suatu kekuasaan memberikan keleluasaan berkembangnya paham pan-arabisme / islamisme di Nusantara dan di dunia.
Diluar pertarungan sengit antar konstitualisme sekuler dan kalifa-transenden , terdapat jiwa kebebasan dalam konteks ke-Indonesia yakni ANARKINDO.
Anarkindo lahir dalam suasana kemerdekaan dan semangat kebebasan post reformasi dengan tujuan yakni kebebasan dalam kebersamaan. Anarkino bukanlah kekuasaan dibalik idealisme palsu atau dipaksakkan. Karena manusia terlahir bebas, para oligarkh dan politikuslah yang memkasakkan kekuasaan kepada manusia bebas sehingga menjadi budak masyarakat dan hamba sesamanya ( exploitation de l'homme par l'homme ). Maka seyogyianya kebebasan manusia Adat Indonesia ini dipertahankan dan lakukan perlawanan terhadap isme-isme oppresif karena paham baik transenden maupun sekuler ini semuanya lahir dalam kebebasan dan demokrasi dengan tujuan memberangus kebebasan itu sendiri. Biarkan manusia republik hidup dalam keadaan penegakkan hukum semu dan tetap bebas dalam berkarya dan hidup karena itulah hati nurani bangsa : ANARKINDO.

Anarkindo dan Ramadhan

Ramadhan, bulan suci penuh himah bagi kaum muslim di seluruh dunia termasuk yang terdapat di Nusantara. Sesaat hendaknya budaya kekerasan dan kebencian yang menjadi corak utama budaya Anarkindo bangsa dikesampingkan agar dapat mencapai ridho yang maha esa. Namun suatu budaya tetaplah budaya, Anarkindo tetap terlihat di jalan-jalan dimana baik hukum manusia maupun hukum tuhan dilanggar. Secara theologis, setan terikat pada bulan ramadhan namun mengapa kerusakan tetap terjadi di muka bumi ?
Dalam paradigma bulan suci yang dipadukan budaya anarki bangsa seyogyianya dapat ditemukan jawaban atas hal ini : Manusia dimanapun menghendaki kebebasan seluas-luasnya dan hanya tunduk kepada dzat yakni tuhan semata. Maka selama arka-arka kekuasaan manusia masih ada maka tetap akan ada perlawanan.
Selamat menunaikan Ibadah Puasa , semoga tercapai kemenangan di akhir bulan.

Penegasan Kembali Anarkindo : Manifesto Anarkindo


Anarkindo merupakan bentuk penjabaran dan konkretisasi budaya anarki yang hidup dalam budaya dan jalan hidup bangsa indonesia. Anarki berbeda dengan Anarkisme dalam artian paham. Hal ini mengingat dalam terminologi Anarkisme sendiri sudah terjadi sebuah "contradictio in terminis" atau pertentangan terminologis antara hakikat anarki yang meniadakan struktur, konsep, paham kekuasaan dan "isme" yang melandasi suatu paham kekuasaan tertentu. Anarki sudah lama hadir dalam kehidupan bangsa bahkan jauh sebelum bangsa eropa barat menginjakkan kaki mereka di tanah air. Anarki di Indonesia dapat diuraikan dalam beberapa sub bentuk. Diantaranya konsep pergerakan sporadis , eksistensi konkrit yang laten , dan penjelamaan dalam kebiasaan adat.
Pada asasnya ANARKINDO memiliki tujuan konkrit yang mulia yakni menjamin kebebasan absolut bangsa dalam rasa kebersamaan baik bertendensi positif vis a vis pembangunan maupun negatif. Hal yang negatif berupa kebersamaan dalam perusakan.
Singkat kata anarkindo bukanlah paham konsep hasil pemikiran seorang ahli tetapi hasil budaya asli bangsa yang hidup dalam "civil society" dalam bentuk perlawanan dan pembangkangan terhadap berbagai peraturan dalam bentuk terbarunya (NEO-ANARKINDO) bebentuk pengakalan/ deviasi terhadap peraturan yang ada dan sudah jelas. Contoh konkrit budaya Anarkindo adalah budaya "nyogok", "ABS", "NGULU WAKTU/ NGARET" dan "mengamuk".
Kumpulan dari budaya a-legis ini yang membentuk karakter dan watak bangsa yang demokratis dan libertarianis secara alami. Kebebasan dalam ANARKINDO tidak tertuang dalam konstitusi atau contrat sociale melainkan melalui proses interaksi sosial dan kebersamaan absolut dalam segala aspek kehidupan bangsa.

Rabu, 05 Agustus 2009

Hukum Alat Elite dalam Menghadapi Massa


Dalam ranah perpolitikan terdapat hubungan antara dua kelompok yakni kaum elite dan Massa. Hubungan ini diakomodir oleh alat bernama perangkat hukum. Kelompok elite membentuk organisasi bernama negara untuk menegendalikan massa. Pada asasnya negara dianggap bekerja untuk massa namun dalam kenyataanya kaum elite berjuang untuk kelompok mereka sendiri.
Lantas bagaimana rakyat yakni massa mempeorleh kesejahteraan dengan menaruh harpan pada kaum elite tersebut. Konsep Anarkindo menghendaki rakyat yang dipimpin oleh massa melalui wakil-wakil massa yang sejajar tanpa privilise pembeda selain wewenang mengarahkan. Kebijakan yang bertentangan dengan kepentingan massa akan dihakimi oleh massa tersendiri.

Konsep kenegaraan kini akan selalu menimbulkan ketidakadilan, saatnya kembali ke kekuasaan massa dimana elite telah melebur dalam massa. Menuju masyarakat berkeadilan berdasarkan dedikasi dan bukan perebutan posisi.

Minggu, 17 Mei 2009

Emansipasi Wanita Revolusioner

Raden Ajeng Kartini menjadi primadona kaum hawa di Republik Ini. Diangkat menjadi simbol pembebasan esprit / pikiran kaum hawa,namun disayangkan ternyata harinya dirayakan dengan lomba memasak - simbol submisif wanita terhadap sistem patriarkal. Lantas apa yang menjadi kelemahan wanita padahal secara statistik jumlah wanita yang mengenyam pendidikan di Indonesia lebih besar dari pria.

Setelah menelusuri kenyataan, ternyata semuanya dikarenakan wanita belum sepenuhnya membebaskan diri dari ikatan tradisional-patriarkal kolot yang mendominasi masyarakat. Peran religiusitas konservatif turut memperparah kondisi memperihatinkan ini.

Saran pembebasan terhadap kaum hawa sebagai berikut :
1. Peroleh pendidikan setinggi mungkin
2. Turut membangun bangsa
3. Aktif berpolitik
4 Hindari ikatan yang submisif seperti perkawinan

Bilaman langkah-langkah ini dilaksanakan niscaya kaum wanita dapat bebas dari status inferiornya dan kembali sebanding dengan pria dalam segal bidang.

Salam Anarkindo! Salam Pembebasan

Rabu, 06 Mei 2009

Front Anarki Indonesia Kedua : Bonek dan warga Sporadis


Dalam pembahasan terlebih dahulu pernah dibahas mengenai mahasiswa dan siswa sebagai front anarki pertama. Dalam tulisan ini, penulis menetapkan bahwa front kedua anarki nasional ialah kaum Bonek / fans tim sepak bola dan warga sporadic disekitar obyek sosial.
Bonek secara alamiah memiliki naluri anarki Indonesia yang penuh dengan barbarism, perasaan kolektivisme, dan anti-kekuasaan. Bilamana timnya kalah maka serta merta kaum bonek melampiaskan kekesalannya tanpa mengindahkan segala bentuk norma dan aturan. Perusakan, penyerangan terhadap outgroup mereka marak terjadi. Kasus terakhir terjadi di Surabaya. Pada tindakan anarki Indonesia Bonek Surabaya tersebut penjarahan terjadi.
Disinilah muncul pentingnya mendidik rakyat anarkis baik secara massa maupun individual.
Warga sporadic terdiri atas kalangan pekerja kasar lepas dan warga disekitar obyek aktivitas. Tragedi May menunjukan bahwa penjarahan dibuka oleh oknum preman dan dikembangkan oleh warga sporadic. Warga sporadic berbeda dengan bonek memiliki sentimen individualitas dalam kolektivisme. Sehingga penjarah dapat melakukan perusakan dan pencurian secara lebih effektif karena tidak terikat kelompok.
Demikian pemaparan mengenai Front kedua Anarki Indonesia : kaum Bonek dan Warga Sporadis Jalan Bersatulah!!!

Jumat, 01 Mei 2009

MAY DAY !!!

May Day adalah hari yang diberikan kepada buruh untuk tenggelam dalam euphoria kemerdekaan politik selam 24 jam. Setelah jangka waktu tersebut telah lewat, buruh akan kembali menjadi budak secara sosiologis. Kapitalisme modern telah berhasil memperalat hukum nasional sehingga tergambar suatu keadaan merdeka palsu bagi buruh. Hukum perburuhan pada asasnya bertujuan guna melindungi kapitalisme internasional melalui cara-cara yang seolah-olah pro buruh.

Tiada kemerdekaan sesunguhnya bagi buruh dalam sistem apapun baik kapitalisme, komunisme ataupun sosialisme. Hanya Anarki yang memebrikan kesetaraan dan Anarki Indonesia yang sesuai dengan keadaan perburuhan di Indonesia.

HIDUP HARI BURUH !!! VIVAT PROLETARIAT INTERNASIONAL !!!

Selasa, 21 April 2009

Negara Anarkis Indonesia

Negara adalah organisasi tertinggi diatas suatu wilayah. Di Indonesia negara yang sah terjelma dalam entitas Republik yakni Republik Indonesia. Sejak tanggal 18 Agustus 1945 republik Indonesia menjadi otorita resmi di atas teritori nusantara. Permasalahanya adalah bahwa RI tidak mempunyai hukum sendiri sehingga masih minjam 90% dari Belanda.

Dengan kata lain RI meneruskan staatswill dari Belanda. Pada awalnya bangsa indonesia menaruh harapan besar kepada RI dan bersedia berkarya dalam pembangunan. Hanya saja harapan pupus ketika serangkaian kudet menaikan kekuasaan jenis fasis-militeristik yang mengukuhkan staatswill belanda. Hal yang membedakan adalah subyek dari staatwill yakni pemerintahan Jawa-sentris orde baru.

Reformasi meruntuhkan kerajaan jawa berkedok republik. Di sinilah, bangsa Indonesia menemukan sosok liberal anarkis mereka sesunguhnya. Seperti dapat dilihat di jalan-jalan dimana perselisihan diselesaikan degan otot dan bukan otak. Bangsa Anarkis Indonesia terinspirasi oleh konsep free fight liberalism yang diajarkan media massa dan elektronik.

Anarki Indonesia berjaya

Jumat, 17 April 2009

relativitas kehidupan

Sejak masa kemerdekaan bangsa Indonesia dihadapakan dengan suksesi berturut berbagai kekuasaan otoriter yang berdiri diatas berbagai peralatan ideologis. Melalui alat-alat inilah social engineering dilaksanakan atas nama kebenaran dalam berbagai peristilahanya. Salah satu terminologi yang kerap dipakai adalah keadilan, toleransi, dan perdamaian abadi.
Padahal kekuasaan menjadi tujuan utama dari segala tindakan penguasa otoriter tersebut. Sistem kenegaraan dan hukum menjadi wadah sekaligus pembenaran daripada segala tindakan alat kekuasaan tersebut.
Era demokrasi membebaskan alam ekspresi pemikiran bangsa. Hal-hal yang dahulu mutlak menjadi kebenaran demi hukum (kepentingan) penguasa akhirnya tergoyahkan dan tenggelam dalam relativitas.
Politik, hukum, dan agama menjadi variabel-variabel yang tidak lagi milik kaum elit dan tunduk terhadap sebuah ukuran / standar yang baku melainkan menduduki status sebagai obyek daripada pemikiran subyek-subyek yang membahasnya.
Singkat kata, setiap orang bebas dalam menentukan sikapnya terhadap variabel-variabel tersebut. Filosofi “je pense donc je suis” Descartes belaku sehingga kebenaran menjadi milik semua (a la portee de tous).

Kenisbian dan biasnya elemen-elemen kehidupan adalah konskuensi logis daripada kebebasan berpikir. Hanya dengan menerima segala hal sebagai variabel yang konstan dan seimbang dalam nilai maka kebebasan berpikir dapat terjaga.
Melalui tulisan lepas ini diharapakan pembaca dapat membuka pikiran kepada relativitas kenyataan yang terjadi disekitar kita. Tujuan dari tulisan ini tak lain agar pembaca dapat menghargai alam kebebasan dan berusaha melindungi hak terpenting dalam demokrasi yakni « la liberte de pensee » atau kebebasan berpikir.
Krisis ekonomi dan politik yang melanda dunia serta berbagai kejadian situasi internasional melahirkan pemikiran-pemikiran yang menawarkan janji-janji palsu. Kelemahan-kelemahan demokrasi dianggap sebagai kegagalan sistem sehingga berbagai saran sistem berbasis « teologis » dan « ideologis » bermunculan.
Diharapkan melalui paparan relativitas pemikiran inilah bangsa Indonesia dapat kembali menghargai kebebasan berpikir dan menahan laju revivialisme agama yang tak lain adalah bentuk pembenaran semata dan jauh dari kebenaran mengingat kebenaran adalah relative. Patut diingat bahwa yang pasti hanyalah relativitas dan kekuasaan.

Jumat, 27 Maret 2009

Kebodohan, Penderitaan, dan demokrasi senjata kami

Konser berubah menjadi pesta kekerasan,pawai penjarahan, debat ajang tinju. Demokrasi di Indonesia telah berhasil membangkitkan kembali jiwa anarki Indonesia. Renaissance kebebasan bangsa yang dipaksakan melalui jargon kosong terhadap manusia republik berotak dan berperut kosong telah melahirkan suatu bangsa yang beringas, barbar dan haus darah. Bahkan pada tingkat terdidik, ide-ide hanya dapat disampaikan melalui kepalan tangan dan ceceran darah.
Rencana Masonik lama yakni menciptakan bangsa takhayul, bodoh, menderita, khianat dan rakus telah membawa kita kepada pintu gerbang anarki negatif. Harus diakui bahwa keadaan ini sangat memperihatinkan namun dapat membantu perjalanan menuju anarki intelektual yakni anarki Indonesia.

SALAM PEMBEBASAN MUNDIAL!!

Jumat, 06 Maret 2009

Point d'interet, point d'action

Bangsa Indonesia kini semakin cerdas secara politik berkat pendidikan yang diberikan media liberal-kapitalis TV One, Metro tv dkk. Setiap orang yang bahkan belum pernah mengenyam pendidikan tingkat universitas kini ( cnth : tukang sampah dan pemulung ) telah mampu berorasi bak seorang mahasiswa perguruan tinggi manapun. Konsep-konsep yang mereka tawarkan pun tak jauh dari janji-janji palsu caleg dan politikus lainnya. Hanya saja dalam ikhwal praktek, baik kaum intelektual maupun kaum rakyat "roturier" / awam, tidak mampu mengorganisasi suatu masyarakat yang otonomis dan berdaulat.

Memang telah demikian bangsa Indonesia dibentuk oleh kepentingan asing dan para komprador. Mereka menghendaki rakyat yang tak terlalu bodoh namun jangan terlalu cerdas. Semuanya dapat dijelaskan dengan konsep kekuasaan feodal-kolonial yang dikehendaki oleh sistem.Kepentingan pribadi-keseluruhan (tout un chacun)dari rakyat dikesampingkan demi "isi perut" kaum elite. Sama terjadinya dengan pengkhianatan kaum "noblesse" Indon yang berkejasama dengan VOC.

Bangsa Indonesia belum lah merdeka seperti perkataan Pramoedya (Budak bagi bangsa-bangsa lainnya). Saatnya mengenyampingkan kepentingan pribadi dan membangun negeri dalam otonomitas. Bangsa ANARKI-Intelektual lebih baik dari bangsa terstruktur namun obscurantis.

Rabu, 04 Februari 2009

Demokrasi menuju anarki

Sebuah kejadian besar telah terjadi dengan tewasnya Ketua DPRD Sumatra Utara di tangan massa mahasiswa yang anarkis. Sebenarnya kejadian ini memang sudah lama diramalkan oleh banyak orang. Demokrasi merupakan sistem yang sangat dekat dengan anarki karena menyerahkan kekuasaan kepada orang banyak. Pada masyarakat Indonesia yang seperti dijelaskan sebelumnya bercorak anarkis pada asasnya, kebebasan diartikan sebagai sarana membebaskan diri dari otoritarisme sistem. Anarki telah mengausai jiwa para demonstran tinggal saja menunggu sebuah guide menuju anarki yang sempurna.

Anarkindo : la doctrine de l’anarchie Indonésien

A travers le temps, des doctrines se sont succédé pour satisfaire le besoin de justice chez l’homme. Ces doctrines sont nées de la pensées et du raisonnement de l’homme. Dans les pluparts des cas, les idéologues tentent de repérée puis critiquer d’une façon plus ou moins académique l’absurdité d’une système social dans laquelle il vit. Karl Marx, Potemkine sont des exemples connu de ces penseurs sociaux.
La seule problème qu’affront ces « pensées » se trouve dans la domaine de la géographie – la mise en vogue des idées a travers les frontières. Chaque territoire – étatique ou libre – est soumise à une différente culture et structure sociale. L’échec du coup d’état communiste en Indonésie suivi de l’effondrement en masse du communisme (massacre compris) Indonésien en est la preuve parfaite de l’incompatibilité de pensées purement « importe » de l’étranger.
Ce n’est de même pour l’anarchie doctrinaire – aussi paradoxe qu’elle soit en termes - , l’anarchie se développe d’une différente façon en Indonésie. En Europe l’anarchie est devenu une choix a part entière en matière de affiliation politique. Mais en Indonésie, l’anarchie vie dans les pensées, les actes et la culture Indonésie sans que le peuple se rende compte réellement.
Dans la domaine juridique, on considère que l’Indonésie est un peuple « traditionnelle » par nature. Ainsi, les pluparts des lois sont conditionne pour être le plus traditionelle que possible. La terminologie employer par les maitres juridique varient mais la paterne restera la même : les Indonésien sont un peuple religieux-communalistique. Cela répond aux questions des observateur étranger qui s’étonne qu’en tant que pays avec une population majoritaire musulmane, L’Indonésie restera a la base un pays séculier et laïc.
La theorie de la reception en complexu – malgre les constestations – s’applique a merveille dans le pays. Bref, les Indonesiens sont traditionelle dans la vie quotidienne et religieux proche de la mort. Observe bien donc que le principe de l’etat est le Pancasila, une sorte de resumee des principes de cette vie traditionelle commune aux differents culture habitant la terre Indoensien.
L’anarchie vie dans cette société d’une façon latent et empiriquement evidente. Le peuple Indonesien considere cette anarchie comme des normes et valeurs qui se relève du domaine de la familiarité qui est a la base des principes traditionelle cite-dessus.
L’avis personnelle de l’auteur vis-à-vis de l’anarkindo ou l’anarchie Indonésien est que l’anarchie n’est guerre une valeur traditionelle réelle mais plutôt une caractère corrompu née d’une anarchie mal-guidée / l’enfant du laisser-aller nationale.
Si cette anarchie puisse être dirigée vers la positive en occurrence l’accomplissement du bien générale par l’autonomie alors l’Indonésie pourra être un exemple parfait d’une anarchie réussite. Pour le fondamentale de l’économie, l’Indonesie possède déjà le système du coopération propre a la pensée economique socialiste-anarchique de l’époque. En ajoutant une possible religiosité au doctrine vient naitre l’anarchie Indonésie : Anarkindo.
En conclusion, L’Indonésie se compose d’une société anarchique qui évite d’employer ce terme pour des raisons évidentes et compréhensibles. Mais le développement d’une pensée convenant a la situation sociale, en particulier « l’anarkindo » pour le bien générale ne peut qu’apporte du bien au peuple Indonésien. Il faut d’abord commence a redresser le peuple Marhaen Indonésie en commençant par les rendre disciplinée dans l’autonomie.

Jumat, 16 Januari 2009

Invasi Negara Israel

Penyerbuan disertai pengeboman yang dilakuakn pasukan Israel di Palestina banyak medapat tanggapan dari berbagai pihak. Sikap bangsa Indonesia secara luas turut terbagi. Pandangan negara sendiri klasik dan cenderung cliche : mengecam dan mengusahakan upaya damai. Di sisi lain, rakyat yang mayoritas berasal dari elemen masyarakat pro-Islam mengecam keras dan menyarankan dikirimnya pasukan Jihad atau setidaknya pasukan penjaga perdamaian.
Dari sudut pandang masyarakat anarki Indonesia atau anarkindo, serbuan NEGARA Israel menajdi masalah sosio=politik ketimpang agama semata. Kedua wilayah tersebut menghendaki sebuah identitas nasional, Palestina ingin menjadi negara a part entiere dan begitu pula Israel.
Lantas terjadilah pertempuran dan operasi militer dari kedua pihak. Israel melakukan penyerbuan yang seolah membabi-buta. Padahal bila direnungkan kembali, Israel adalah negara dengan badan intelijen nomor wahid dalam sejarah manusia. Setiap serangan pasti mengandung maksud dan tujuan,
Serangan terhadap gudang penyimpanan makanan contohnya, tiada merupakan kehilafan melainkan bagian dari taktik. Seperti dikemukakan berbagai pengamat politik Internasional. Israel menghendaki runtuhnya HAMAS untuk selamanya dan cara terbaik ialah dengan melalakukan "genosida" yang signifikan. Membunuh ketika mereka masih muda lebih baik menurut strategis Israel, alhasil Ibu-ibu dan anak-anak menjadi target prioritas dalam agenda perang Israel. Penyerangan kator PBB dilakukan sebagai trik psikologis untuk menunjukkan bahwa tiada tempat yang aman di tanah Gazza.
Secara makro, Israel menginginkan sebuah bangsa Palestina yang runtuh dan hancur untuk beberapa tahun kedepan sembari menunggu berkembangnya negara Israel.
Disinilah muncul pemikiran pro-anarki. Negara memiliki hakikat dasar yakni kekuasaan. Dalam hal ini masing-masing bangsa berusaha menegakkan sebuah kekuasaan negara dalam wilayah yang mereka duduki masing-masing. Pengalaman sejarah menunjukkan bahwa perang terjadi karena negara dan inilah yang terjadi dengan Israel-Palestina.
Maka solusi terhadap perang tanpa akhir di Timur Tengah secara khusus ialah pembubaran paksa negara ISRAEL dan PALESTINA, dan secara umum negara-negara di dunia. Adapun yang sebaiknya diperbolehkan adalah pusat ibadah dalam hal ini kekhilafan islam bagi dunia Islam dan Vatikan bagi dunia kristen, serta Tibet untuk Budha. Pusat keagamaan tentunya tidak memiliki kekuasaan layaknya negara mealinkan hanya bersifat membangun sepertinya layaknya PBB sekarang. Dunia tanpa negara adalah dunia tanpa perang.