Senin, 24 Agustus 2009

Kekuasaan dibalik Idealisme


Setelah membaca dan menyelami berbagai macam pemikiran dan "isme-isme" kontemporan dan klasik dalam bidang Ekonomi politi, legal-politik maupun sosial politik, penulis mencapai sebuah observasi. Dalam setiap masyarakat ( societe ), manusia senantiasa mengorganisasi kekuasaan dan menempatkan sebuah pembenaran terhadap langkah upaya menggapai puncak struktural di tengah manusia lainnya. Dahulu kala digunakkan kekuatan kebodohan yakni tradisionalisme mistik dan kharisma yang berkembang dan bergeser menjadi kekuatan religi (lihat kekuasaan gereja di eropa barat) dan kemudian kekayaan (wealth) pada era kapitalistis klasik.
Kini manusia dunia pada umumnya sudah memeluk pembenaran sekuler-intelektual yang mengutamakan kemampuan dalam kepemimpinan. Hanya saja, dinamika dunia membawa manusia dunia terutama pada dunia ketiga seperti Indonesia kepada kekuatan religi layaknya gerakan tarbiyah dan solusi kepemimpinan islam. Sifat supra-empiris / transendental dari pembenaran religi atas suatu kekuasaan memberikan keleluasaan berkembangnya paham pan-arabisme / islamisme di Nusantara dan di dunia.
Diluar pertarungan sengit antar konstitualisme sekuler dan kalifa-transenden , terdapat jiwa kebebasan dalam konteks ke-Indonesia yakni ANARKINDO.
Anarkindo lahir dalam suasana kemerdekaan dan semangat kebebasan post reformasi dengan tujuan yakni kebebasan dalam kebersamaan. Anarkino bukanlah kekuasaan dibalik idealisme palsu atau dipaksakkan. Karena manusia terlahir bebas, para oligarkh dan politikuslah yang memkasakkan kekuasaan kepada manusia bebas sehingga menjadi budak masyarakat dan hamba sesamanya ( exploitation de l'homme par l'homme ). Maka seyogyianya kebebasan manusia Adat Indonesia ini dipertahankan dan lakukan perlawanan terhadap isme-isme oppresif karena paham baik transenden maupun sekuler ini semuanya lahir dalam kebebasan dan demokrasi dengan tujuan memberangus kebebasan itu sendiri. Biarkan manusia republik hidup dalam keadaan penegakkan hukum semu dan tetap bebas dalam berkarya dan hidup karena itulah hati nurani bangsa : ANARKINDO.

Tidak ada komentar: