Jumat, 19 Desember 2008

Mahasiswa Basis Anarkindo

Tiada suatu kejadian dalam sejarah Republik Indonesia yang bebas dari partisipasi mahasiswa. Dari proses kemerdekaan hingga pergantian rejim, mahasiswa selalu berada sebagai pelopor sentral setiap "event". Setiap penguasa baik otoriter maupun demokratis membutuhkan dan membenci mahasiswa.

Pada masa orde baru, mahasiswa selalu menajdi target operasi intelijen sedangkan di masa orde reformasi, usaha-usaha meperburuk citra mahasiswa dilakukan oleh media. Mahasiswa di stereotype-kan melalui komedi-komedi, film-film murahan serta talk show semu. Semuanya bertujuan untuk memojokkan mahasiswa dan menjatuhkan mahasiswa setingkat dengan anak-anak SMA.

Semua daya upaya yang dilakukan pihak-pihak tertentu tidaklah lain dikarenakan sifat dan hakikat mahasiswa sebagai kelas anark. Mahasiswa secara esensi tiada tunduk kepada tekanan manapun. Pergerakkan dilakukan berdasarkan rasa keadilan (ergo omnes), hal yang sama berlaku pada asas peradilan rakyat : asas kesadaran bersama.

Dari sinilah, mahasiswa seharusnya merenungkan hakikat dan sifatnya sendiri. Rakyat Indonesia kini dibawah kendali diktatur media budak kapitalis-zionis. Setiap niat tulus yang dilakukan mahasiswa berkat media akan menjadi permufakatan jahat. Kerusakan dipersamakan dengan mahasiswa. Alhasil, masyarakat hanya memiliki dua pandangan terhadap mahasiswa : sebagai budak materialisme hedon atau penganguran tolol, brutal dan sok tahu.

Dalam menghadapi hal ini mahasiswa hanya memiliki satu pilihan : mundur dari kancah perpolitikan, bubarkan BEM yang hanya kepanjangan dari institusi pendidikan, bentuk persatuan-persatuan non terarah (anarki) serta menutup diri sementara terhadap penderitaan rakyat.

Memang terlihat kejam dan ekstrim namun kini rakyat memmiliki musuh baru yaitu mahasiswa yang brutal dan konsumtif. Saatnya mahasiswa me-reform diri bilamana tak ingin menjadi santapan rakyat miskin dan kolot yang dilindunginya.

Mahasiswa sebagai kelas yang merdeka dari segala unsur kekuasaan haruslah bebas dari kekuasaan itu sendiri dan hanya dalam jumlah dan tiada arah serta tanpa komando selain keinginan bersama kelompok mahasiswa dapat menyelamatkan diri dari terkaman masyarakat depresif Indonesia. Mahasiswa unjung tombak anarki, hidup mahasiswa!!!

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Salah..!!!
Mahasiswa adalah benteng pertahanan rakyat.Dan sejarah telah membuktikan kegagalan klas borjuasi-kecil (mahasiswa) yang termakan oleh propaganda tentang "agent of changes". Perubahan adalah "karya massa",& mahasiswa hanya sebagian kecil dari rakyat Indonesia yang berjumlah 230 juta jiwa (update BPS 2005).