Sabtu, 18 Februari 2012

Sejarah Masayrakat Anarki Indonesia (2) / Konsep




Konsep negara dipertahankan dan dilestarikan filsafat Hegelian sebagai hasil dari rasionalisme falsafah Jerman. Negara modern seperti yang kita kenal kini terlahir sebagai sebuah konstruksi sosio-politik yang dilukiskan oleh yuris-yuris Eropa Barat. Akar dari Negara (modern) tak lain dari revolusi termasuk yang dialami Indonesia. Proklamasi 17 Agustus 1945 mengukuhkan kehendak membentuk wadah agar dapat berinteraksi secara sederajat dengan negara-negara bangsa yang mendominasi percaturan politik dunia. Hanya saja perlu di-ingat bahwa perjuangan kemerdekaan bersifat sporadis dan tak terkomando. Seantero wilayah berjuang melawan penjajahan secara otonom dengan keinginan satu: kebebasan. Inilah wujud dari Anarkindo, kebebasan dan kehendak yang diukir dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Keseluruhannya harus ditopang dengan otonomitas bangsa yang hanya dapat dicapai melalui pencerdasan dan pendidikan kritis-filosofis.
Anarkindo bukanlah doktrin untuk dipaksakan melainkan lukisan dari kebebasan yang harus dipertahankan. Jiwa kebebasan ini menumbangkan rejim otoritarian militer dan senantiasa mengkritisi penguasa. Hanya saja, mulai dilakukan pengaburan atas kebebasan ini melalui serangkain konspirasi kapitalistis. Media memihak penguasa, politik dikuasai pengusaha dan Undnag-Undang melestarikan sandang kapitalisme global. Keseluruhan sistem digerakkan menuju pelayanan kepentingan pemilik modal yang dicetak bank sentral mata uang perdagangan dunia. Kebebasan kembali dapat diraih apabila kesejahteraan dan kemajuan dibangun melalui aksi-aksi individual yang cerdas dan konstruktif. Saat mem-praxiskan kembali perjuangan dan merebut kembali kebebasan. Anarkindo akan selalu hidup dimana ada penindasan belanda-belanda baru, berbaju inlander sekalipun. Untuk itu, setiap elemen bangsa harus menyadari bahwa tumpuan pembangunan negeri bukanlah modal melainkan manusia yang tercerahkan. 70 % dari perekonomian riil berputar sekeliling pedagang marhaen kecil. Inilah Anarkindo. Negeri ini milik bersama, apabila wadah telah berubah warna, mari cat kembali. Sadarkan bangsa dan rebut kembali negeri. Awasi reformasi dan legislasi. Merdeka !!!

Tidak ada komentar: